Terkadang helaian demi helaian buku tidak akan mampu
mencorak pemikiran sesuai idaman. Sama ada jiwa merasakan bakaran semangat atau
tidak, iman dalam hati akan menuntut bela. Lantas iman dan ilmu terpaksa juga
digabungkan. Dan yang demikian itu akan menagih mujahadah.
***
Kejadian
demi kejadian yang datang bertimpa memaksa pemprosesan otak untuk menjadi lebih
laju dalam menanggap makna dan menghasilkan kesimpulan yang wajar dan seimbang.
Toleransi yang diacuhkan, niat yang disalah erti bahkan direndahkan ke dasar
bumi, sabar yang dibuang ke dalam longkang serta ungkapan ayat al-Quran yang
sering menjadi hiasan dinding rumah dibanding hiasan dinding hati memaksa jiwa
untuk menilai semula apa yang selama ini dipegang, diyakini bahkan berakar
menjadi prinsip. Saat orang tersayang di sekeliling menguji jiwa agar
mengeluarkan yang paling pahit di dalam diri. Jiwa. Kalaulah sabar bukanlah
sesuatu yang dihitung satu persatu, ditatap dan ditatang sedikit demi sedikit,
bergoyang jugalah nanti graviti bumi yang memegang tangan dan kaki agar patuh
pada pemiliknya. Rabb. Bagaimanakah Engkau boleh bersabar?